levodopa obat parkinson

Levodopa obat apa?

Levodopa adalah obat yang digunakan untuk mengatasi gejala penyakit parkinson seperti tremor, gerak tubuh melambat dan kaku otot. Selain digunakan sebagai obat tunggal, umumnya Levodopa juga dikombinasikan dengan banserazide atau carbidopa untuk mengatasi gejala parkinson dengan lebih baik.

Levodopa meredakan gejala parkinson dengan cara meningkatkan level dopamin di otak. Peningkatan level dopamin akan membantu merelaksasi tubuh dan mengurangi gerakan otot yang tidak terkontrol dengan baik seperti tremor atau kaku otot.

Ringkasan Obat Levodopa

Jenis obatAntiparkinson
KategoriObat keras
KegunaanMengatasi gejala penyakit parkinson
KonsumenDewasa dan lansia
KehamilanKategori C (hindari)
SediaanTablet: 25 mg, 18,75 mg, 31,25 mg; Tablet salut selaput: 25 mg; Tablet dispersible: 100 mg
MerekMadopar, Levoban, Leparson, Levazide, Levopar, Stalevo

Cara Kerja dan Fungsi Obat Levodopa

Cara kerja Levodopa dalam tubuh adalah dengan cara meningkatkan level dopamin di otak. Penderita parkinson yang diketahui mengalami penurunan level dopamin di otaknya, dengan begitu gejala-gejala parkinson seperti tremor, kaku otot (sulit bicara, bergerak dan menelan), serta gerakan tubuh yang melambat dapat diredakan.

Levodopa merupakan asam amino prekursor dari dopamin yang dapat menembus lapisan otak. Setelah dicerna, Levodopa akan dirubah menjadi dopamin oleh DOPA dexarbocylase. Dengan begitu ia dapat melewati lapisan otak, setelah masuk ke otak Levodopa akan didekarboksilasi menjadi dopamin dan menstimulasi reseptor dopaminergik sehingga mengkompenasi berkurangnya pasokan dopamin di otak akibat penyakit parkinson.

Untuk memastikan konsentrasi Levodopa cukup untuk menembus dan masuk ke otak digunakanlah carbidopa atau benserazide, penghambat dekarboksilase yang tidak dapat melewati sawar otak. Akibatnya dekarboksilasi dan aktivasi Levodopa di jaringan saraf perifer (di luar otak) dapat ditekan. Penekanan aktivitas Levodopa di luar otak diperlukan karena dopamin di jaringan saraf perifer akan meningkatkan efek samping dopamin.

Indikasi dan Kegunaan Levodopa

Levodopa digunakan untuk meredakan gejala-gejala parkinson (tremor, kaku otot dan gerakan lambat), parkinsonisme kecuali parkinson yang dipicu penggunaan obat.

Kontraindikasi

Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:

  • Orang dengan riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap levodopa.
  • Penderita glaukoma sudut tertutup dan melanoma (kanker kulit) ganas.

Dosis Levodopa dan Aturan Pakai

Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.

Dosis Levodopa untuk meredakan gejala parkinson

  • Dosis dewasa: pemberian awal 125 mg 2 kali sehari. Dapat ditingkatkan secara berkala 3 – 7 hari sesuai respon pasien. Maksimal dosis harian adalah 8 gram. Dalam sediaan kombinasi dengan carbidopa/benserezide dosisnya 25 mg carbidopa dan 100 mg Levodopa, 3 kali sehari dan dapat ditingkatkan sesuai kondisi pasien.

Aturan pakai:

  • Gunakanlah obat ini setelah atau bersamaan dengan makan untuk menghindari efek tidak nyaman pada pencernaan. Disarankan untuk menjaga diet sehat selama mengonsumsi obat ini.
  • Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
  • Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
  • Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Levodopa pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.

Efek Samping Levodopa

Levodopa umumnya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang mungkin muncul dan perlu diperhatikan. Efek samping Levodopa meliputi:

  • Gangguan pencernaan seperti mual, muntah atau anoreksia.
  • Pendarahan saluran cerna pada penderita tukak lambung.
  • Hipotensi ortostatik (pusing saat berdiri dari duduk).
  • Efek kejiwaan seperti depresi dan kecenderungan bunuh diri (terutama pada lansia).
  • Gerakan abnormal atau diskinesia, delirium dan halusinasi.
  • Peningkatan (tidak signifikan) enzim hati, BUN dan asam urat.
  • Transien leukopenia dan trombositopenia.

Efek Overdosis Levodopa

Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Levodopa dapat berupa hipertensi, hipotensi, sinus takikardia, hipotensi ortostatik, kebingungan, agitasi, insomnia, gelisah dan anoreksia berat serta insomnia. Jika kondisi ini terjadi segera melapor ke dokter Anda.

Peringatan dan Perhatian

Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:

  • Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami reaksi alergi saat mengonsumsi obat dengan kandungan Levodopa.
  • Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita penyakit jantung, gangguan fungsi ginjal dan hati, penyakit paru-paru, kelainan endokrin, kejang, demensia, psikosis, glaukoma sudut terbuka, osteomalasia, dan riwayat tukak lambung.
  • Disarankan untuk memantau fungsi hati, psikiatrik, hematologis, ginjal dan kardiovaskular secara berkala.
  • Obat ini dapat mengganggu kemampuan mengemudi, untuk itu hindari berkendara atau menjalankan alat berat yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
  • Perhatian lebih harus diberikan untuk penggunaan pada ibu hamil, ibu menyusui dan lansia.

Kehamilan dan Menyusui

Bolehkah Levodopa untuk ibu hamil?

Levodopa digolongkan sebagai obat kategori C untuk ibu hamil. Hal itu berarti, studi obat ini pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan hewan percobaan tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu penggunaan obat ini selama kehamilan sebaiknya dihindari.

Bolehkah Levodopa untuk ibu menyusui?

Levadopa diketahui dapat masuk dan mengontaminasi ASI ibu menyusui dan berisiko mengganggu produksi ASI serta kesehatan bayi yang menyusu. Oleh karena itu penggunaan obat ini selama masa menyusui sebaiknya dihindari.

Interaksi Obat

Hati-hati saat menggunakan Levodopa bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Levodopa dengan obat-obat berikut:

  • Obat antipsikotik (phenothizine, butyprophenones, thioxanthenes), mengurangi efek obat antipsikotik.
  • Obat antikolinergik, meningkatkan efek eksaserbasi gerakan abnormal dan menunda penyerapan Levodopa.
  • Metildopa, meningkatkan toksisitas pada susunan saraf pusat.
  • Metoklopramid, meningkatkan risiko eksaserbasi parkinson.
  • MAOI, meningkatkan risiko krisis hipertensi (dapat berakibat fatal).
  • Anestesi cyclopropane atau terhalogenasi, meningkatkan risiko aritmia jantung.